Mengenal Laporan Laba Rugi

laba-rugi

Laporan Laba/Rugi salah satu laporan yang pertama kali ditanyakan oleh pemilik bisnis. Sebenarnya, apa saja sih komponen didalam Laporan Laba/Rugi ini.

Sistem akuntansi yang dianut bisnis di Indonesia umumnya menggunakan metode Akrual (Cash Vs Accruals) dimana metode ini menampilkan Pendapatan dan Pengeluaran yang sudah terhutang pada periode tersebut. Sehingga, apabila bisnis kamu sudah mengeluarkan invoice kepada klien, nilai di dalam invoice tersebut sudah harus diakui sebagai Pendapatan di periode tersebut walaupun belum menerima pembayaran.

Pendapatan/Omset

Definisi Pendapatan atau biasa kita kenal sebagai omset, adalah total nilai penerimaan yang di dapat per bulannya, sebelum dikurangi beban-beban bisnis lainnya.

Sebagai contoh, apabila kamu memiliki bisnis jasa Coaching, bulan Agustus lalu kamu mendapatkan job dari sebuah perusahaan nasional untuk memberikan training kepada pegawai perusahaan tersebut. Job tersebut telah sukses dilaksanakan, dan para Direktur perusahaan tersebut mengatakan puas dengan hasil dari training yang kamu lakukan. Perusahaan nasional tersebut di awal sudah menyetujui bahwa biaya jasa tersebut sebesar 100 juta Rupiah dengan masa termin pembayaran maksimum 45 hari kalender dari diterima nya invoice tersebut. Bulan September ini, kamu mempersiapkan invoice untuk Jasa Coaching kamu sebesar 100 juta Rupiah. Setelah invoice tersebut dikirimkan kepada klien, angka 100 juta tersebut Akan muncul di Laporan Laba/Rugi sebagai Pendapatan dan di Laporan Neraca akan muncul tambahan nominal di akun Piutang Usaha dengan nominal yang sama. Artinya, klien kamu memiliki hutang kepada kamu sebesar 100 juta Rupiah, dan jumlah Pendapatan perusahaan meningkat dengan nominal yang sama.

Harga Pokok Penjualan

Komponen HPP ini terdiri dari pengeluaran yang berkaitan langsung dengan Pendapatan atau biasa disebut juga dengan Direct Costs. Apabila bisnis kamu bergerak di bidang Online Retail, maka HPP bisnis kamu adalah harga beli produk yang kamu jual, plus biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan pembelian produk tersebut.

Metode perhitungan HPP juga dibagi menjadi dua: yaitu metode Periodic dan metode Perpetual. Kita bahas dua metode ini lebih lanjut lain kali ya.

Contoh kasus:

Online shop kamu jualan skincare dari Australia. Setelah di konversi ke Rupiah, didapat komponen harga modal sebagai berikut:

200 Skincare A @100.000 total: 20.000.000

100 Skincare B @150.000 total: 15.000.000

Ongkir Australia – Indonesia: 2.000.000

Total Pajak: 3.000.000

Total: 40.000.000

Skenario 1:

Apabila di bulan yang sama kamu bisa jual semua produk tersebut ke pelanggan kamu dengan total nilai penjualan Rp. 60 juta, maka Pendapatan Kotor yang kamu terima adalah Rp. 20 juta (60 juta – 40 juta).

Skenario 2:

Apabila di bulan tersebut yang kamu jual hanya setengah dari total produk, maka HPP kamu menjadi Rp. 20 juta bukan Rp. 40 juta.

HPP adalah biaya yang dibebankan apabila adanya Penjualan atau biasa disebut juga sebagai Variable Costs. Apabila tidak ada penjualan, maka nilai HPP juga menjadi 0.

Biaya Operasional (Overhead)

Kali ini kita akan membahas mengenai Biaya Operasional yang sebuah perusahaan harus keluarkan agar operasional sebuah bisnis bisa berjalan.

Definisi Biaya Operasional atau dalam bahasa Inggris nya disebut Overhead Cost, adalah biaya yang harus dikeluarkan terlepas dari besarnya penjualan yang didapat oleh bisnis. Contoh nya adalah gaji karyawan, sewa kantor, dan biaya internet dan telepon. Biaya-biaya ini harus dibayarkan setiap bulannya terlepas dari ada tidaknya Pendapatan yang dicetak oleh perusahaan setiap minggu nya.

Banyak pemilik bisnis yang bingung pembelian komputer akan masuk kemana. Nah, pembelian komputer termasuk pembelian aset, sehingga tidak masuk kedalam biaya overhead karena masa penggunaan komputer tersebut umumnya lebih dari satu tahun. Sehingga, untuk menghitung pengeluaran dari pembelian komputer tersebut akan melalui proses perhitungan depresiasi setiap bulannya.

Pendapatan/Biaya Lain-Lain

Komponen Laporan Laba/(Rugi) yang terakhir adalah Pendapatan dan Biaya Lain-Lain. Biasanya komponen ini adalah Pendapatan atau Biaya yang didapat atau dikeluarkan oleh perusahaan yang tidak berhubungan dengan kegiatan operasional.

Sebagai contoh, apabila kamu memiliki sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa graphic design Dan memiliki rekening bank di bank, maka setiap bulan apabila Ada saldo mengendap di rekening kamu, pihak bank akan membayarkan Bunga/Bagi Hasil Di akhir bulan. Pada saat dilakukan pencatatan, Pendapatan tersebut akan diklasifikasikan sebagai Pendapatan Bunga di sub akun Pendapatan Lain-Lain. HAL ini dikarenakan Pendapatan Bunga tersebut tidak berhubungan dengan bisnis jasa graphic design yang perusahaan kamu lakukan.