Muncul niat untuk investasi, tapi tak tahu mulai dari mana? Ketika googling “cara investasi bagi pemula”, banyak tip investasi beragam yang membingungkan. Selain itu— saat baru memulai—akan sulit untuk mendalaminya dengan konsisten, karena ada pula tuntutan lain yang tak kalah penting: pekerjaan atau karir, biaya KPR rumah, kendaraan, dan lainnya. Setidaknya, seseorang harus punya pengetahuan dasar untuk memulai investasi, yang tidak diajarkan di sekolah maupun perguruan tinggi.
Perlu dicatat, berinvestasi tidak harus berbelit.
*Disclaimer: Artikel blog ini berisi tanggapan sudut pandang penulis. Carilah nasihat keuangan dari seorang profesional.
INGIN INVESTASI, MULAI DARI MANA?
Titik mulanya, harus dilihat mengapa seseorang ingin melakukan investasi. Well, berinvestasi dapat membantu membangun kekayaan seseorang sehingga mereka bisa bertahan dalam situasi apapun. Anggap investasi sebagai sumber penghasilan sekunder, yang dapat membantu stabilitas finansial seseorang dan menyesuaikan standar hidupnya menjadi lebih baik.
Tidak ada salahnya untuk memulai lebih dini untuk berinvestasi, karena seseorang membangun hubungan yang seimbang dengan situasi keuangannya. Orang tersebut sadar dan mengetahui kapan untuk menghabiskan uang atau menabung. Selain itu, berinvestasi lebih dini membuat seseorang lebih berani mengambil risiko dan menghasilkan lebih banyak dari tabungannya. Kemudian, apabila seseorang salah mengambil keputusan, itu tidak memengaruhi tujuan finansial jangka panjangnya.
Setelah memantapkan diri untuk berinvestasi, ada kalanya seseorang menganalisis profil investasinya agar bisa memilih skema yang tepat. Biasanya, tipe profil investasi seseorang tergantung dari umur, lingkungan, serta pengetahuannya tentang investasi. Seseorang dengan profil investasi konservatif cenderung memilih investasi paling aman dengan hasil yang dapat ditebak, dan umumnya para konservatif ini mengalokasikan jumlah yang sedikit bagi investasi yang lebih berisiko. Sementara itu, ketika seseorang memiliki profil investasi moderat, mereka cenderung ingin mengambil risiko besar seraya berjaga-jaga dalam memilih investasi yang tepat. Para moderat akan membatasi diri untuk investasi yang berisiko. Kemudian, para penanam modal yang profil investasinya agresif rela untuk mengambil risiko besar, bahkan menaruh uang dalam jumlah besar ke investasi berisiko tinggi.
Ketika seseorang menggeluti sesuatu yang baru, tidak ada salahnya untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan ‘sesuatu’ tersebut. Sama halnya dengan investasi, mencari pengetahuan dasarnya melalui artikel ataupun buku dapat membantu menajamkan skill dalam penanaman modal. Tidak menutup kemungkinan, membutuhkan biaya tambahan pula untuk mengupahi penasihat keuangan sehingga otodidak menjadi opsi. Di lain hal, ada pula beberapa bank yang menawarkan tes singkat agar seseorang tahu apa profil risiko yang dimiliki.
Pengetahuan akan investasi yang cukup bisa menjadi tameng akan potensi penipuan. Seseorang dapat membaca gerak-gerik sebuah produk investasi yang mencurigakan ketika produk tersebut menjanjikan pembayaran besar, uang cepat, atau jaminan pengembalian. Patut dicurigai ketika ada peluang investasi yang menjanjikan pengembalian tinggi dengan tanpa risiko. Jika investasi tersebut tampaknya too good to be true, kemungkinan besar itu adalah penipuan.
Harus diperhatikan juga jangka waktu untuk investasi. Apabila seseorang membutuhkan uangnya dalam waktu tiga tahun—semisal untuk liburan demi healing—mungkin bisa transfer tabungan ke rekening tabungan high-yield, dengan bunga yang kompetitif. Dengan jangka waktu sesingkat itu, jumlah uang yang ditabung lebih penting dari keuntungan yang diperoleh, dan orang tersebut tidak ingin mengambil risiko kehilangan apapun. Tetapi, ketika jangka waktu investasi seseorang sekitar 3 sampai 10 tahun mendatang, mungkin bisa menggabungkan beberapa strategi: menaruh setengah dana di rekening tabungan dan sisanya dalam dana antara saham atau obligasi.
KOMBINASIKAN INVESTASI
Don’t put your eggs in one basket, karena banyak produk investasi di mana seseorang dapat menanam modalnya dan melihatnya tumbuh dan salah satu keputusan penting—selain jumlah yang harus dibayar untuk investasi—adalah bagaimana seseorang memutuskan untuk membagi investasinya: antara saham, obligasi, reksadana, hingga deposito.
Orang yang lebih muda cenderung mampu mengambil banyak risiko dan berinvestasi lebih banyak dalam saham—yang berpotensi menghasilkan lebih banyak dari waktu ke waktu—karena mereka memiliki waktu yang lebih panjang kedepannya. Jika pasar jatuh, portofolio mereka punya waktu untuk pulih.
Tetapi, seberapapun jumlah yang akan seseorang taruh untuk investasi saham bergantung pada tingkat toleransinya terhadap pasar yang kian fluktuatif.
Apabila masih bingung dalam mengalokasikan investasi, bisa menggunakan uji profil investasi yang ditawarkan beberapa bank dalam negeri. Dari sana, dapat terlihat profil investasi seseorang serta berapa persen dana yang bisa disalurkan ke masing-masing skema investasi yang ada. Tidak hanya itu, uji profil investasi juga bisa memberi informasi terkait berapa lama jangka waktu yang disarankan bagi seseorang untuk berinvestasi.
Yang terpenting, berinvestasilah sesuai dengan situasi finansial masing-masing. Memang sulit untuk mencari tahu bagaimana cara berinvestasi di skema yang berbeda dalam pasar serta memakai skema mana yang sesuai dengan kebutuhan finansial seseorang. Meskipun demikian, investasi akan semakin mudah seiring dengan berjalannya waktu dan beberapa analisis sendiri.
Tujuan akhir dari investasi alias penanaman modal adalah agar modal berlipat keuntungannya demi masa depan. Hanya ongkang-ongkang kaki dan uang tetap mengalir, dan membuat uang yang bekerja untuk seseorang, bukan kebalikannya. Pada akhirnya, seseorang berinvestasi demi mendapatkan penghasilan pasif dan menghindari bekerja terus-menerus.