Ini Tahapan Pendanaan Start-up!

Para pencipta dan penemu ide-ide baru beramai-ramai membentuk start-up. Selain menjadi jalan keluar yang inovatif, start-up juga bisa membentuk lapangan kerja baru. Let’s be real, selain berbekal ide, dibutuhkan pula pondasi secara finansial agar sebuah start-up bisa berjalan. Uang mengalir dan menghidupkan operasional start-up serta menunjang tim untuk bekerja lebih baik. Mungkin mengumpulkan uang bukan impian ketika mulai membangun perusahaan, tapi kemampuan untuk melakukannya akan menentukan seberapa jauh perusahaan akan maju. Selain itu, memahami kebutuhan yang berbeda di tiap tahap funding membantu seseorang percaya diri untuk melibatkan investor, agar saling menguntungkan satu sama lain.

·      Pre-Seed

Punya ide dan hanya bermodalkan deck saja? Bisa saja tahap pendanaan seseorang berada di tingkat ini. Biasanya tipe investor yang berada di tahap ini mencakup si founder sendiri, teman, dan keluarga, beberapa angel investor tahap awal, atau bahkan sama seperti investor di tahap seed. Selain itu, tingkatan perusahaan di tahap ini berada di pre-product. Tim pendiri menerima investasi kecil untuk mendapatkan satu pencapaian, dan ini mempersiapkan mereka untuk investasi awal yang sejati. Di tahap ini, juga telah dimulai merekrut anggota tim yang penting serta mulai mengembangkan produk prototipe-nya ketika telah mendapatkan suntikan dana.

·      Seed

Nah, investor-investor di tingkat ini telah bergeser—selain angel investors—bertambah pula venture capitals (pemodal usaha) tahap awal serta para akselerator. Secara tradisional, di tahap ini merupakan cadangan bagi para angel investor. Tapi, dengan semakin bertambahnya para pemodal usaha serta jumlah start-up yang semakin beragam telah membuat para firma pemodal usaha untuk menelusuri investasi di tingkat ini. Tidak hanya itu, perusahaan di tahap ini biasanya sudah memiliki semacam daya tarik dan memunculkan tanda kecocokan produk pasar (dalam bentuk waitlist yang bertambah dan pertumbuhan pendapatan bulanan. Sehingga dana yang digelontorkan di tahap ini biasanya dipakai untuk pertumbuhan perusahaan di luar pendanaan serta untuk membiayai pengembangan produk.

·      Series A

Ketika sudah memasuki tingkat ini, sebuah perusahaan akan sering bermain dengan pertumbuhan pendapatan. Perusahaan di tingkat series A telah mendapatkan kecocokan produk dan pasar yang jelas dan semakin meningkat. Selain itu, start-up di tingkat ini juga mulai merekrut tim pemasaran. Sebab, hingga saat ini, pertumbuhan sering didorong oleh satu saluran yang tak dapat diskalakan. Jika ingin terus tumbuh dengan kecepatan tinggi, seseorang perlu mengembangkan proses penjualan dan pemasaran baru, serta memahami pelanggan yang ideal untuk produknya. Di tahap ini juga tipe-tipe investor semakin beralih menjadi super angels investor serta para pemodal usaha.

·      Series B

Saat mencapai tahap ini adalah babak di mana karet ban bertemu jalanan, di mana janji harus dipenuhi dengan angka dan proyeksi. Tahap ini didorong oleh oleh tanda-tanda tentatif dari sebuah progres, bahwa ada yang tumbuh dari sekadar ide seseorang. Sementara para investor sedang mencari tahapan selanjutnya, yakni kemampuan untuk mengambil semua yang telah dipelajari dan membuatnya bekerja dalam skala besar. Investasi di tingkat ini bisa dipakai untuk melakukan perekrutan yang luas (di segmen pengembangan bisnis, pemasaran, dan kesuksesan pelanggan), lalu berekspansi ke pasar yang berbeda atau bereksperimen dengan aliran pendapatan yang berbeda.

·      Series C+

Saat sebuah start-up memasuki zona Series C+, mereka sudah memasuki perluasan dengan skala besar, layaknya berpindah ke pasar baru atau ekspansi internasional, atau akuisisi bisnis lainnya. Sebetulnya, tak ada batasan bagi sebuah start-up untuk tetap maju atau berhenti di tingkatan funding yang mereka tempati. Bisa saja start-up tersebut terus menaikkan investasi dengan naik ke putaran D, E, dan seterusnya. Karena tidak banyak start-up yang bisa mencapai tingkat ini, pendanaan datang dari investor semacam pemodal usaha yang berada di tahap akhir, perusahaan ekuitas swasta, hedge funds, hingga perbankan.

·      Pencatatan Saham Umum Perdana alias Initial Public Offering (IPO)

IPO bisa menjadi tujuan akhir beberapa pemilik start-up. Apalagi, jika seseorang telah mengumpulkan dana di setiap tahapan sebelumnya, go public menjadi pilihan untuk berkembang lebih jauh. Why not? Beberapa investor mungkin mempertahankan sahamnya, tapi jangan heran ketika mereka menjual sahamnya di awal demi mendapatkan keuntungan karena berinvestasi lebih dahulu. Bagi perusahaan start-up yang telah berkembang, opsi saham bisa dimanfaatkan untuk menarik orang-orang terbaik dan peningkatan akses ke modal, yang dapat memberikan sumber daya untuk mendorong bisnis ke masa depan. Sudah tidak asing dengan Bukalapak, Tokopedia, dan Gojek? Tiga perusahaan ini adalah start-up unicorn yang sudah melantai di bursa saham. Perlu dicatat bahwa investor terlebih dahulu harus memantau dengan cermat fundamental perusahaan yang mereka minati untuk menentukan kualitas dan potensi pergerakan saham.

Lalu, setelah nama perusahaan sudah melantai di bursa efek, ingatlah untuk berhenti menyebut diri sebagai start-up: kalian berada di liga besar sekarang.