Apa yang Dilakukan Ketika Bisnis Gagal?

Gagal dalam menjalankan bisnis

Kegagalan adalah bagian dari bisnis. Tak banyak pengusaha yang sukses tanpa mengalami suatu kegagalan dalam perjalanannya. Baik itu menjalani perusahaan hingga bangkrut atau bahkan dipecat dari pekerjaannya.

Misalnya, di era awal berdirinya Sony oleh Akio Morita, produk-produknya tak sepopuler sekarang. Bahkan, salah satu produk pertama yang dijual Sony adalah penanak nasi yang justru membakar nasi. Sementara itu, sebelum Amazon menjadi brand terkemuka di dunia, Jeff Bezos memiliki beberapa ide yang kandas, salah satunya situs lelang daring yang berubah menjadi zShops sebelum akhirnya di repurpose menjadi Amazon Marketplace. Di lain hal, Sir James Dyson membutuhkan waktu sekitar 15 tahun dan menghabiskan semua hasil tabungannya, yang kemudian dipakai demi mengembangkan 5,126 prototipe pembersih vakum hingga menghasilkan prototipe yang berfungsi.

Meski seorang pengusaha memulai bisnisnya dengan ide yang cemerlang, mempunyai tim yang bisa mewujudkan idenya, memiliki rencana untuk berbagai kemungkinan, faktor eksternal di luar kendali dan kurangnya pengalaman bisa mengakibatkan bisnisnya jatuh. Kegagalan menjadi potensi yang nyata bagi sebagian besar pengusaha. Pertanyaannya, apa yang akan dilakukan ketika bisnisnya gagal?

KEGAGALAN ITU MENJENGKELKAN, TAPI BUKAN AKHIR DARI SEGALANYA

Seseorang berani mengambil risiko ketika memulai berbisnis. Lalu saat risiko berujung pada seseorang gagal dalam berbisnis, yang bisa dilakukan pertama kali yakni menerima keadaan. Sulit melakukannya, memang. Tetapi ini perlu dilakukan demi pikiran yang lebih tenang. Karena dengan pikiran yang tenang, maka seorang pengusaha dapat menganalisis penyebab gagalnya bisnis yang ia jalani dengan sudut pandang yang lebih terbuka.

Mencari tahu apa yang menyebabkan bisnis seseorang gagal, dari sisi perencanaan atau finansial? Bisa dimulai dengan membuat daftar kinerja usaha selama ini, kemudian cermati bagian mana yang bekerja optimal dan mana yang sebaliknya. Dilihat pula apabila si pengusaha bisa mengidentifikasi faktor penyebab gagalnya usaha yang dijalani, serta keputusan yang menghasilkan faktor-faktor penyebab tersebut. Semakin si pengusaha mengerti akan hal ini, semakin besar kemungkinan ini dapat dihindari di kemudian hari.

Kemudian, pastikan si pengusaha mengatur keuangan pribadinya. Dikarenakan, si pengusaha tak lagi bisa mengandalkan bisnisnya sebagai sumber pendapatan utama, apalagi jika mereka menaruh tabungan pribadi ke dalam bisnis tersebut. Jika harus menyatakan bangkrut pun tak harus khawatir, karena roda kehidupan tak akan terus di bawah. Meskipun demikian, si pengusaha perlu meluangkan waktu untuk menganalisa pengeluarannya dan mencari pendapatan baru jika ingin berhasil.

Lalu, si pengusaha bisa juga bekerja sama dengan pengusaha lain. Baik dengan cara menghadiri banyak acara networking, terhubung melalui media sosial, atau sekadar memperkenalkan diri kepada pengusaha lain. Si pengusaha pun juga bisa berbagi pengalaman dan bertanya tentang pengalaman mereka sehingga bisa meraih sudut pandang baru seraya memperluas jaringan. Dengan kata lain, si pengusaha bisa mempelajari cara-cara baru dalam menghadapi permasalahan sebagai pemilik usaha, dan mendapatkan dukungan di saat yang sama.

Setelah ini, si pengusaha bisa meluangkan waktu untuk diri sendiri untuk melakukan apa yang ingin dilakukan. Dan apabila jawabannya adalah: mulai memikirkan rencana bisnis baru. Maka yang bisa dilakukan adalah mulai merintis ide bisnis permulaan, mulai susun ide-ide yang menjanjikan disertai dengan prototipe rencana bisnisnya. Jika seseorang memang cocok untuk menjadi pengusaha, maka tak ada satupun kegagalan bisnis yang dapat atau seharusnya menghalangi seseorang untuk mengejar impiannya.

Maka dari itu, ketika seseorang merasa mimpinya sulit digapai, tak perlu bersusah hati. Ingat: para pengusaha berhasil dan berpengalaman juga pernah menjajaki kegagalan besar sebelum bisnisnya akhirnya mencuat. Roda kehidupan (dan usaha) selalu berputar: kadang di atas, kadang di bawah. Oleh karena itu, meski mengalami kemunduran, para pengusaha diharapkan bisa melihat lebih dari sekadar kegagalan tersebut dan terus maju.

TERIMA KEGAGALAN DAN TERUS MAJU

Yang patut disadari ketika bisnis gagal: tak serta merta si pemilik bisnis tersebut juga gagal. Justru, kegagalan merupakan sebuah kesempatan untuk mengambil apa yang telah dipelajari dari bisnis sebelumnya dan menggunakannya untuk venture yang baru. Ini pun terjadi di dunia start-up, di mana kebanyakan venture capitalist lebih memilih untuk berinvestasi kepada para pengusaha yang sudah beberapa kali gagal. Karena artinya, si pengusaha telah mempelajari dan menganalisa kegagalannya kemudian mencoba formulasi baru untuk venture teranyar yang ingin ia garap.

Again, kebanyakan pengusaha sukses pun tak luput dari satu atau dua kegagalan dalam resume mereka. Lagipula, para pengusaha sukses ini bukanlah pribadi yang punya segala jawaban, tetapi justru mereka rela untuk menggali jawaban seraya kesulitan muncul. Karena layaknya kehidupan, bisnis pun juga penuh dengan tantangan yang tak dapat diprediksi. Yang bisa dilakukan adalah tetap bangkit ketika jatuh.