Wirausaha & Wiraswasta, Ada Beda?

Antara wirausaha dan wiraswasta: dua istilah yang tak asing di telinga, banyak yang menganggap keduanya sama. Namun, ternyata tak demikian.

Kalau soal mana yang muncul duluan, wiraswasta muncul lebih dahulu—sekitar tahun 1970-an—yang diartikan sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk mengatur pekerjaannya sendiri, bekerja sendiri, dan mencari uang sendiri. Kemudian, ada perkembangan mengenai teori ekonomi modern dan lahirlah istilah wirausaha, yang didefinisikan sebagai orang yang inovatif dan kreatif, memiliki visi jangka panjang, dan mahir dalam pemasaran, produksi, pengawasan, dan penyediaan modal.

Seiring berjalannya waktu, istilah wirausaha berubah menjadi entrepreneur atau menjadi lebih populer di kalangan generasi milenial. Meskipun demikian, istilah wiraswasta tak begitu saja hilang.

Lantas, apa yang membedakan mereka?

MEMICU PEREKONOMIAN DI INDONESIA

Di berbagai negara, wirausaha menjadi aspek vital dalam perekonomian. Lantaran, wirausaha menggerakkan sektor swasta, di mana sektor ini menjadi penyumbang ekonomi terbesar. Indonesia sendiri punya sektor kewirausahaan yang digeluti oleh para pelaku usaha kecil, yang memicu berkurangnya angka pengangguran. Namun, Indonesia butuh setidaknya 4 juta wirausaha baru untuk ikut menggenjot penguatan struktur ekonomi. Karena saat ini, rasio wirausaha di tanah air masih sekitar 3,1 persen dari total populasi penduduk.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, rasio jumlah wirausaha Indonesia masih sekitar 3,47% atau hanya sekitar 9 juta orang dari total jumlah penduduk. Dari Global Entrepreneurship Index mencatat, Indonesia masih menempati urutan ke-75 dari 137 negara dengan skor 26. Negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand sudah melampaui Indonesia dari aspek ini.

Namun di satu sisi, kebanyakan warga Indonesia bekerja sebagai wiraswasta. Per 2021, berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri, jumlah penduduk Indonesia yang berstatus wiraswasta mencapai 66,18 juta jiwa. Jika ditelusuri, Jawa Barat menjadi provinsi dengan penduduk yang bekerja sebagai wiraswasta terbanyak di Indonesia, yakni di Tanah Pasundan yang mencapai 12.31 juta jiwa atau 27,96%  dari total penduduk 47,59 juta jiwa.

ESENSI ANTARA WIRAUSAHA DAN WIRASWASTA

Jika dilihat dari fokus usahanya, seorang wirausaha meliputi seluruh waktu yang ada pada hidupnya. Ketika dirinya tidak punya ikatan dengan pihak lain dan seluruh waktunya didedikasikan untuk bisnis yang ia miliki, maka orang tersebut masuk ke dalam kategori wirausaha.

Namun, saat seseorang yang fokus usahanya hanya paruh waktu saja, maka ia masuk dalam kategori wiraswasta. Misalkan, seorang pegawai kantor memiliki usaha pengisian air galon on the side. Orang tersebut tak hanya memiliki fokus usaha pengisian air galon tetapi juga mempunyai fokus mendapatkan gaji dari tempat ia bekerja. Usaha pengisian air galon yang ia tekuni, hanya dilakukan paruh waktu saja.

Dari segi lingkup bisnis, seorang wirausaha mungkin saja berada di dalam suatu usaha dan bahkan ikut serta pada lebih dari satu bidang. Dengan demikian, seseorang masuk dalam kategori ini ketika memiliki lingkup bisnis atau usaha yang cukup luas. Misalkan, orang tersebut menawarkan jasa wedding organizer yang dilengkapi pula dengan jasa catering yang ia miliki.

Di lain hal, seorang wiraswasta tak dapat mengaplikasikan pengetahuan bisnisnya pada jenis usaha lain dan hanya bisa fokus pada satu lingkup usaha. Misalkan, seseorang hanya memiliki usaha menjual sayur, maka hanya usaha tersebut yang dapat ia lakukan.

Lalu, dari segi pengembangan usaha: seorang wirausaha telah memperoleh pemahaman yang mendalam dan kuat tentang pentingnya memperbarui strategi bisnis mereka agar sesuai dengan teknologi terkini. Mereka pun juga up-to-date pada tiap isu yang bisa mempengaruhi bisnis mereka. Seorang wiraswasta, di sisi lain, mungkin memiliki pemikiran yang lebih konvensional dan lebih mudah merasa puas dengan tujuan jangka pendek mereka. Karena ini, wiraswasta dinilai cenderung pragmatis dan menganggap bahwa jumlah uang di dunia masih akan terpenuhi.

Secara pola pikir pun, wirausaha dan wiraswasta agak berbeda. Seorang wirausaha bisa melihat beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Misalkan, banyaknya perusahaan startup yang bermunculan imbas dari maraknya wirausaha. Mereka memiliki konsep tersendiri akan produknya dan mampu mengembangkan perusahaannya. Di sisi lain, seorang wiraswasta percaya bahwa hanya dengan mempertahankan ide yang sudah ada, maka ia dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar.

ISTILAH YANG TAK DAPAT DIPERTUKARKAN

Kadang bisa membingungkan, harus memakai istilah wirausaha atau wiraswasta dalam sebuah percakapan dengan pribadi yang memiliki usaha. Serta, dua istilah ini saling beriris. Kadang orang menganggap bahwa seorang wirausaha hanya menggunakan istilah itu agar terkesan lebih mewah ketimbang memakai status wiraswasta. Cara pandang yang bisa diterima, tapi ketika ditilik lebih dalam, justru kedua istilah harus dipisah. Salah satu alasannya, karena ketika seseorang memiliki sebuah usaha, orang tersebut harus juga punya keahlian dan sikap yang mumpuni dalam kewirausahaan.

Meskipun demikian, tidak dipungkiri bahwa dalam berbisnis, yang menjadi fokus adalah bagaimana mendapatkan keuntungan. Antara wirausaha dan wiraswasta, keduanya berpikir ke arah sana, namun jalan yang mereka tempuh berbeda. Karena seorang wirausaha membuat sesuatu dari ketiadaan, sementara wiraswasta mengikuti lingkup bisnis yang sudah ada.